Bondowoso.Suarakeadilan.co.id.Pasien BPJS Kesehatan di Puskesmas Cermee Kabupaten Bondowoso mengeluhkan tentang pelayanan yang mereka terima.
Pasien atas Nama Adam Umur 9 tahun menderita sakit panas tinggi.Pada tanggal.14/5/2024.Jam.15.00.Wib.dirawat diruangan UGD menggunakan jaminan kesehatan.Karena obat tersebut habis.
Oleh Perawat,diarahkan untuk membeli obat-obatan dari apotek luar karena ketiadaan stok di fasilitas kesehatan tersebut sudah habis,”katanya.
Sementara pihak keluarga Pasien Ramli.Arul mengungkapkan kekecewaannya karena mereka telah beberapa kali diarahkan ke apotek untuk membeli obat injeksi yang tidak tersedia di Puskesmas Cermee.
Meskipun mereka adalah peserta BPJS PBI yang dibiayai oleh Pemerintah. Pada hal obat injeksi tersebut termasuk salah satu obat yang di Cover BPJS,”keluhnya.Rabu,15 April 2024.
Sedangkan Kepala Puskesmas dr.M.Habib Muzakki,M.MKes.dikonfirmasi oleh Media ini melalui Telpon selulernya membantah.
kalau puskesmas pelayanannya kurang baik.Namun terkait dengan obat injekksi,pihaknya mengakui bahwa,stok obat tersebut terbatas.
“Karena Kami/Puskesmas tidak punya Blud tidak punya anggaran sendiri untuk mendapat obat – Obatan sesuai dengan kebutuhan penyakit Pasien maka Kami masih harus terlebih dahulu membuat usulan Ke Dinkes Bondowoso,”ungkap Kapus Cermee.
Menanggapi Pernyataan Kepala Puskesmas Cermee dr.M.Habib Muzakki,M.MKes. Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso dr.Slamet Santoso.
Angkat bicara saat dikonfirmasi oleh Media ini melalui WhatsAppnya bahwa,pihak Dinkes saat ini sedang menurunkan Tim terkait hal tersebut diatas.
Dan tidak dapat dibenarkan sepenuhnya,karena pengadaan obat disesuaikan usulan dan perencanaan dari pihak Puskesmas di tiap tahunnya.
Pengadaan untuk 18 bulan (persiapan Buffer stock obat),Dan pengadaan obat di Puskesmas sesuai dengan fornas,”ujar Kadinkes.
“Ditambahkan lagi oleh Kadinkes Bondowoso Dr.Slamet Santoso sebenarnya tidak ada alasan tarif apa lagi obat diluar obat fornas,”tutupnya.(Dar)